Popular Post

Archive for December 2013

Gaya Pacaran Orang Jepang

By : MUNADIE


Mengintip Gaya Pacaran Orang Jepang
Di Jepang moment nembak cewek namanya

Kokuhaku, biasanya sebelum menyatakan cinta, seorang cowok bakal ngajak temen cewenya buat jalan rame2 sama temen2 lain. Nah waktu dalam perjalanan pulang dari jalan-jalan itulah, si cowok bakal nembak cewek yang disukainya.
2. Tidak bilang cinta, Cuma bilang suka
Pasangan pacaran di Jepang nggak pernah bilang Aishiteru (cinta) ke pasangannya. Mereka Cuma bilang Daisuki (suka banget) ke pasangannya. Hal ini karena ungkapan aishiteru hanya diungkapkan pria kepada wanita jika mereka sudah memutuskan akan melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
3. First date  di Restaurant mewah
Nah, ketika baru saja menjadi pasangan, cowok Jepang akan mengajak pacarnya untuk kencan pertama di sebuah Restaurant mewah. Kalo kencan-kencan selanjutnya sih boleh ajja jalan-jalan ke mall atau nonton bareng.
4. Tidak menjemput pasangan
Tradisi antar jemput pasangan di Jepang dengan di Indonesia ga sama. Karne di Jepang sebagian besar penduduknya menggunakan kereta sebagai sebagai sarana transportasi, maka pasangan pacaran lebih banyak bertemu di stasiun daripada menjemput ke rumah pasangannya. Begitu juga waktu pulang ngedate, cowok ga akan mengantar ceweknya nyampe rumah, mereka akan berpisah di stasiun. Ketika suda sampai di rumah masing-masing, si cowok bakal sms cewenya buat memastikan ceweknya nyampe rumah dengan keadaan selamat.
5. Tidak ada istilah traktir
Nah yang satu ini kayanya harus ditiru nih sama pasangan pacaran di Indonesia. Di Jepang ga ada tradisi cewek makan dibayarin cowoknya. Abis makan ya bayar sendiri2. Hehe, jadi hemat kan kalo pacaran kaya gini :D

6. Tidak mengenalkan ke orang tua sampe memutuskan untuk menikah
Di Jepang, mengenalkan pasangan ke orang tua ga akan dilakukan sampe bener2 serius dan memutuskan untuk menikah.
Gimana menurtmu kalo dibandingin dengan gaya pacaran orang Indonesia?

Pandangan Wanita Jepang Terhadap Pria Indonesia

By : MUNADIE








Secara keseluruhan di Jepang, penduduk pria lebih banyak daripada wanita. Dalam keluarga, perempuan bertanggung jawab semuanya, mulai dari mengurus suami dan rumah tangga. Tugas suami hanyalah bekerja mencari nafkah.  Manga dan film-film Jepang, baik seting lama maupun baru pun secara tidak langsung menunjukan hal tersebut. Jika satu keluarga akan berpergian, maka sang istrilah yang menyiapkan semuanya. Bahkan, sampai menyiapkan dan memasukan semua barang ke dalam mobil pun di lakukan oleh istri. Suami tinggal masuk mobil dan menyetir. Yang sering terlihat di mall atau di taman pun sama. Suami tidak pernah direpotkan dengan urusan anak. Anak belepotan makanan, baju kotor, ganti topi, membersihkan muka, dan semua ‘tugas kecil’ dilakukan semuanya oleh istri.
Tampaknya, bagaimana pria lebih superior dari wanita sudah terlihat sejak remaja. Lebih dari sekali terlihat, pasangan remaja, jika berpergian, maka yang membawa tas atau beban lebih banyak adalah yang wanitanya. Bahkan satu dua kali terlihat jika hanya ada satu sepeda, maka yang pria yang naik sepeda, sementara yang wanita jalan!
Itulah budaya Jepang dan tampaknya tidak ada masalah dengannya. Ini terbukti, dengan budaya yang sudah ratusan tahun itu, Jepang tetap bertahan dan maju sampai seperti sekarang.
Namun tampaknya pandangan beberapa wanita Jepang tentang budaya itu sedikit berubah saat mengenal lebih dekat kehidupan warga Indonesia di sana. Di wilayah Jepang, tepatnya di Sapporo, banyak pekerja dan mahasiswa Indonesia yang tinggal disana. Wanita-wanita Jepang ini mulai heran melihat kebiaasaan sederhana penduduk pria Indonesia yaitu melihat suami mencuci piring, atau suami membawa belanjaan di mall, atau suami yang menutup dan mengunci pintu saat sekeluarga berpergian, atau suami membantu mengganti baju anak di taman atau menyuapkan makanan kepada anaknya. Hal yang luar biasa juga untuk mereka melihat suami memasak dan menyiapkan makanan untuk istrinya, atau bermain dengan anak sementara istrinya duduk dan membaca.
Mereka pun merasa heran jika melihat mahasiswa pria selalu mengantarkan dan tidak membiarkan mahasiswi pulang sendirian malam-malam. Jepang adalah salah satu negara teraman di dunia. Tidak ada kekhawatiran untuk pulang malam sendirian. Mereka lebih heran lagi jika tahu alasan mengantar tersebut bukan karena takut ada apa-apa di jalan, tapi karena menghargai mereka. Mereka juga akan terheran-heran jika ada yang rela memberikan sepedanya untuk dinaiki sementara yang punyanya berjalan.

Mereka melihat bahwa bangsa Indonesia memiliki budaya yang lebih baik dibanding dengan budaya mereka, khususnya dalam hubungan pria dan wanita. Dua dari tiga teman wanita Jepang jika ditanya apakah suka dengan pria Indonesia, maka mereka menjawab suka dan yang ketiganya bahkan ingin menikah dengan pria Indonesia. Mereka memandang, pria Indonesia sangat menjunjung wanita, rela berkorban dan bertangggung jawab. Bahkan kebanyakan wanita Jepang, suka dengan pria Indonesia karena kulitnya yang sawo matang.

Sumber : Link

Mengapa Orang Jepang Suka Berpose Foto dengan Simbol "Peace"?

By : MUNADIE
Salah satu hal yang benar-benar populer diantara kebiasaan orang Jepang --- banyak orang Jepang suka berfoto dengan pose "Peace"




Kecenderungan orang Jepang untuk berpose seperti ini dikenal di seluruh dunia, setidaknya telah menarik perhatian wisatawan asing di Jepang



Simbol "Peace" di Jepang

Pose dengan simbol "Peace" mulai muncul dalam foto Jepang pada akhir tahun 1960. Pada saat itu, simbol "Peace" adalah bagian dari gerakan Hippie* di Amerika Serikat. Itu adalah simbol oposisi terhadap Perang Vietnam.

*Hippie = salah satu budaya di Amerika Serikat, dimana kaumnya bergaya seperti foto di bawah ini


Dari Hippie Untuk Budaya Jepang yang Sungguh Mainstream

Bagaimana bisa, simbol "Peace" yang berasal dari subkultur Hippie menjadi sebuah budaya bahkan kebiasaan bagi orang Jepang hingga sekarang? Hal tersebut belum diketahui jawabannya. Namun, hal tersebut dipercaya karena pengaruh dari pemain ski populer dari Amerika, Janet Lynn, atau komersial Konika Jepang pada tahun 1972. 

Apapun alasannya, sejak awal tahun 1972, kalangan muda di Jepang mulai suka berpose dengan simbol "Peace"


Peace vs Cheese

Berpose dengan simbol "Peace" biasanya dibarengi dengan mengucapkan "cheese" (dengan penyebutan dalam bahasa Inggris). Berkata "cheese" juga berguna untuk memberitahu sang fotografer bahwa mereka sudah siap untuk difoto. Berkata "cheese" juga membuat objek foto terlihat tersenyum alami dan photogenic.


Sekarang, simbol-V tersebut ditunjukkan dari berbagai sisi (telapak tangan di depan atau di dalam). Gestur tersebut tidak mempunyai perbedaan arti, hanya variasi pose belaka.



Membuat Ketagihan

Kalau kamu berkunjung ke Jepang, kemungkinan besar kamu akan mendapati diri kamu juga berpose dengan simbol-V. Sebenarnya, turis asing di Jepang juga meniru gaya berfoto seperti ini. Awalnya, pose yang mereka lakukan tersebut bermaksud untuk bahan candaan saja, atau untuk senang-senang saja. Memang sih, kalau dipikir-pikir, pose ini sudah tidak populer lagi baik di Indonesia atau di negara barat, bahkan dianggap kuno dan aneh. Namun, turis-turis ini mengaku ketagihan untuk berpose dengan simbol "Peace".






Namun, bagaimanapun juga, pose ini tetap menjadi favorit orang Jepang dan pencinta Jpop Culture

Kegiatan Unik Ruang Kelas di Jepang

By : MUNADIE
apa yang biasa di lakukan murid sekolah Jepang di dalam ruang kelas? Nah kamu bisa menemukannya dengan kata ini 授業中 [Jyugyouchuu] artinya "selama di kelas" kita dapat banyak melihat kegiatan unik yang mereka lakukan.

10066473283_04343190b1_o.jpg


10066476453_9035810e68_o
Ada yang main eroge tuh...

10066421246_179723b094_o.jpg
10066422146_cd1f357dd7_o.jpg
10066425196_df57b62cc0_o.jpg
10066339164_7e606e534c_o.jpg
10066432236_542eea94c7_o.jpg
10066488513_42e5d0a407_o.jpg
10066492953_3c011814f7_o.jpg
10066394065_ff15ed4742_o.jpg
10066500183_74953ebd9e_o.jpg
10066397425_f93a06c084_o.jpg
10066399225_69556978cd_o.jpg
10066453496_0707173d39_o.jpg
10066402705_d39b1dd904_o.jpg
10066508473_1842076ae4_o.jpg
10066457646_1e23e3fd4c_o.jpg
10066510753_b3a85405b4_o.jpg
10066460846_02c3316a5e_o.jpg
10066411205_61b450071e_o.jpg
10066377764_bd43842730_o.jpg
10066380134_af45a0bcf6_o.jpg
10066468326_edfd8d44a8_o.jpg
10066417915_468deac00d_o.jpg
10066402614_c5aa26593e_o.jpg
10067195994_f29dca8e16_o.jpg
10066452526_960a4e52ed_o
10066493116_0f7b62f7df_o.jpg

- Copyright © Genki Kurabu - MUNADIE - Powered by Blogger - Twitter ADMIN MUNADIE -